Senin, 15 Juli 2013

Cuma Coretan

Situasi ini mengingatkanku pada lucunya sinetron di negeri kita. Ada satu adegan ketika seseorang sedang memukuli seorang Dokter karena tak mampu menyelamatkan orang yang dicintainya; baik itu karena penyakit parah maupun kecelakaan.
Bagaimana bisa seseorang begitu wajar untuk disalahkan atas kematian orang lain, hanya karena ia mengetahui dengan baik alasan berita duka tersebut?

Begitupun denganku..
Aku berani bertaruh, sebanyak orang yang kalian kenal, mungkin akulah satu-satunya orang paling "kepo". Selalu ingin tahu setiap masalah yang sedang menyapa sahabatku. Selalu mau menjadi pendengar di tengah-tengah teriakan masalahku sendiri. Bahkan tak kadang aku mencari celah dalam mendekati kekasih sahabatku hingga akrab, berharap bisa menjadi pihak penengah diantara kisah-kisah asmara mereka.

Apa aku melakukannya agar tak terlihat sebagai orang yang kurang kerjaan? TIDAK.
Alasannya amat sederhana. Aku begitu mengagumi Fisika, juga dengan hukum-hukum di dalamnya, terutama Hukum Newton II: aksi-reaksi (apa yang kamu beri, itu yang kamu terima).
Selalu ada harapan mungil bahwa di setiap langkahku akan ada seseorang yang mau menjadi penengah saat aku tersudutkan masalah yang sama dengan kekasihku kelak.




Namun inilah kenyataan, tak selalu seperti harapan.
Barangkali inilah yang sama-sama kita sebut masalah, saat rasa sakit hati boleh menginjak-injak kesadaran dan hal itu menjadi sebuah kewajaran. Memang tak ada yang salah (bahkan pada saat kalian mengumpat dalam status facebook yang ditujukan untukku), karena sinetron pun mengajarkannya begitu.
Harus kuterima, kali ini aku memang ditakdirkan setaraf dokter sial yang dicaci keluarga pasiennya. Padahal ia tak lebih dari seorang mantan mahasiswa kedokteran yang mempelajari tubuh manusia beserta komplikasi di dalamnya.
Jika kalian telusuri lagi, akupun begitu, hanya seorang mahasiswa yang hendak mengimplementasikan keilmuan psikologi-nya; mencoba menyederhanakan setiap masalah, merumuskannya lalu menjadikannya pengalaman hidup.

-------

JUJUR... Semua hal yang pernah kulakukan akan terlihat sia-sia tanpa penilaian positif dari kalian.
Apakah aku harus membeberkannya disini? Oke.
Akulah orang yang selalu memberitahu pacar kalian, bahwa aku memiliki sahabat yang baik, yang tak seharusnya dijatuhi pikiran buruk.
Akulah orang yang selalu mengatakan pada pacar kalian, bahwa sahabatku sebenarnya menyesal telah menyakitinya.
Akulah orang yang selalu menghapus air mata pacar kalian tanpa tisu, lalu mengubahnya menjadi tawa-tawa kecil.
Dan akulah orang yang selalu tampil bodoh dan konyol di hadapan pacar kalian, agar kita semua bisa larut  dalam wadah yang sama.

"Sejak kecil, cita-citaku bukanlah menjadi selebriti. Wajar kalo aku kurang suka DIGOSIPIN, apalagi DITUDUH.."