Minggu, 28 April 2013

Catatan Si Bodoh: Angka 9


"Protes pada tuhan adalah sikap paling jujur dari sekian sikap orang cerdas yang belum mampu berpikir."
- Denry Musthafa -

Maaf, aku tak sedang memuji diriku sendiri. Hanya saja sebagian besar orang-orang yang mengenalku pasti tahu bahwa aku pernah jadi juara umum saat SMP dulu.

***

Sejak duduk di bangku kelas 3 MI (sekolah agama yang setaraf dengan SD), aku begitu muak dengan keputusan tuhan, hanya karena kekagumanku pada angka 9. Dalam pikiranku saat itu, bagaimana bisa 9+9=18? Kenapa tidak angka 19 saja? Padahal jelas angka 19 lebih elegan.

Hmmm, aku malu pernah sebodoh itu.



Bertahun-tahun aku terjebak dalam kekecewaan. Hingga pada suatu hari teman sekelasku yang bernama Danny tiba-tiba menghampiriku dan mengungungkapkan sesuatu yang baru ia ketahui. Katanya, angka 9 itu sangat keren. Angka 9 jika dikalikan dengan angka berapapun kemudian hasilnya dijumlahkan hingga satu digit, maka akan tetap menghasilkan angka yang sama, yaitu angka 9 sendiri.

Hari itu aku menghabiskan seluruh jam sekolah dengan tersenyum diantara dinding-dinding SMPN 1 Cibogo yang kurasa menjadi lebih megah. Kutengok kaca jendela, di luar sana warna daun-daun melinjo yang hijau saling menganyam dengan birunya langit, menandakan dunia kembali mendapatkan pesonanya yang sempat tertutupi egoku sendiri. Maafkan aku, tuhan.

Kusadari ada tak-hingga hal yang menakjubkan di dunia ini, namun seringkali kita tak mau berpikir sedikit lagi, satu kali lagi.


Subang, 28 Maret 2013 (sebulan yang lalu), 18:14 WIB