Rabu, 16 Februari 2011

Jejak Tinta Untuk Sahabat

Tak tahu seperti apa eksistensiku. Mungkin melihat sebagai beban, penuh keegoisan, merasa lebih dan selalu merendahkan. Tak apalah menilai seperti itu, karena aku yang bersembunyi di dalamnya pun tak lebih tahu.

Terlepas dari semuanya, kuhanya ingin memandang setiap dari diri kalian adalah manusia pilihan. Yakin bahwa kalianlah yang Allah pilih untuk menemani hidupku, yang ikut meramaikan catatan harianku, dan turut mengisi ruang kosong dalam memoriku.

Adanya kalian, aku bisa belajar berekspresi. Senyum, bahagia, tawa, sedih, perih, dan bingung tertumpah ruah menggores jadi seni yang sedikit demi sedikit bisa kupahami. Justru ketiadaannya, aku hanya makhluk diam tanpa arah.


Semoga gelar sahabat masih menyapaku penuh semangat. Tentunya tetap dari kalian, Sahabatku.

Sabtu, 12 Februari 2011

Coretan Kecil Menjelang Pagi

Mencoba pejamkan keindahan dunia bersama lelap lelap hampir tiap nafas disini
Memaksakan pada sunyi malam ini


Kupecahkan sepi dengan membesarkan suara musik melow yang kuputar menemani setiap diam
Agar tak banyak warna maya merunyam
Sedang sejak tadi pikiranku melayang ke semesta dirimu
Membawa tetanya penuh harap
Sambil membuka kembali lembaran demi lembaran berisi penuh jejak jejak indah yang dulu pernah kita injak
Bersama


Deretan kisah telah banyak kulukis dengan mesra
Kutinggalkan dalam bingkai-bingkai rapih, hampir menumpuk
Karena masih ada sketsa selanjutnya
Tanpa tahu keterbatasan ruang menjadikan satu alasan hanya pesona senyummu yang menggantung terpajang tegak pada dinding kamarku
Jelas permukaannya terkadang tertutup lapisan debu
Tipis
Lalu sesekali kubersihkan biar tetap menawan


Adakah sepertiku pada kaca jendelamu?
Tak usah dulu berucap andai hembusanmu belum inginkan menyibak lautan tanyaku
Sebab ini hanyalah coretan hati saat ketidakmampuanku menyapa malam


Maaf, tentangmu cukup mengganggu waktu tidurku




Jumat, 11 Februari 2011

Saat Meminta

Tanpa kurasa kini sudah melewati semester enam sambil menyandang gelar mahasiswa. Selama itu juga tanpa bosannya kuterima banyak pesan saat hendak kutinggalkan kampung ini. Pesan dari kalian.
Namun pesona kedewasaan masih menawan di depan sana, ada jarak yang belum kusentuh. Aku masih dengan sejuta kebodohanku. Bahkan untuk sekedar meminta, harus belajar dulu.

"... Ibu pernah meminta, tapi tetap tak dimengerti..." Begitu kata Ibu sore tadi. Bapak pun sama.

Nenek.. Kakek..

Tak banyak cucumu ini meminta. Hanyak tak ingin melihat nafas lelah untuk kesekian kalinya. Nafas yang tertekan kayubakar diatas pundak senja itu, menempel di sepanjang jalan setapak.


Nenek.. Kakek..

Ini bukanlah nasihat atau aturan, melainkan uraian rasa yang kian membesar. Adalah rasa khawatir seorang cucu dari anak yang pernah kalian besarkan dulu.



Aku takut dengan hal yang kemarin, kalian tak bisa hadir di saat detik-detik kebahagiaanku. Saat yang kita tunggu dan harapkan. Hari wisudaku nanti.


Maafkan.. Tak pernah cucumu ini berpikir hendak mengatur. Serta catatan ini.



Semoga hangat mentari pagi mengingatkanku. Agar tak hanya sebatas tulisan.


Mohon do'anya.
 




Rabu, 09 Februari 2011

Menanti Pagi

Selalu di setiap sepi
Menari dengan belaian ilusi
Sambil kunikmati tanya hati, ikhlaskah aku yang menanti
Pada lautan tanpa tepi yang pasti


Dan semakin kuat saat kulihat senyum mesramu yang bersembunyi malu dibalik bingkai kayu
Kukira angin malam kan membisikannya untukmu
Untuk yang jauh terhempas kisah lalu
Tentangku di jiwa yang tak lelahnya untuk kukagumi
Sosok sejuta aksi


Ah.. Tak banyak bisa kuceritakan
Aku terlalu pelupa untuk sekedar mengingatnya
Hanya yang pasti kuingat satu
Semuanya begitu indah



Jumat, 04 Februari 2011

Sejarah Perkembangan Al-Qur'an di Dunia


Perkembangan Al-Qur'an:

1143|  Liber legis Saracenorum quem Alcoran Vocant - Robert of Ketton - Bhs. Latin

1530| Al-Qur'an pertama kali dicetak di kota Bunduqiyyah (Venisia) Italia, yang kemudian gereja mengeluarkan perintah untuk membasminya

1547|  Alcorano di Macometto - Andrea Arrivebene - Bhs. Italia

1616|  De Arabische Alcoran - Solomon Scheigger (seorang pendeta) - Bhs. Jerman

1647|  L'alcorano de Mahomet translate d'arabe en francois - Andrew Du Ryer - Bhs. Prancis
 
1649|  Al-Qur'an berbahasa Inggris oleh Alexander Ross

1694|  Hinkleman mencetak Al-Qur'an di Hamburg, Jerman

1698|  Alcorani Textus Universus - Ludovico Marraci - Bhs. Latin

1772|  Die Turkische Bibel - DF Mergelin - Bhs. Jerman

1787|  Percetakan umat Islam pertama didirikan oleh Malay Usman (Sultan Ottoman Turki) di St. Petersburg, Rusia

1828|  Percetakan Al-Qur'an muncul di Qazan, Rusia

1834|  Coranio Textus Arabicus - Gustav Leberecht Fluegel - Bhs. Jerman

1838|  Al-Qur'an dicetak di Persia (Iran)

1842|  Corcondantiae Corani Arabicae - Gustav Laberecht Fluegel - Bhs. Jerman

1877|  Al-Qur'an dicetak di Instanbul, Turki

1923| Al-Qur'an edisi mungil muncul di Kairo di bawah pengawasan Syaikhul Azhar (Rektor Al-Azhar University) yang disahkan oleh Raja Fuad I.

1953|  The Holy Qur'an: An Introduction with Selections - Arthur J. Arberry - Bhs. Inggris

1955|  The Holy Qur'an: The Koran Interpreted - Arthur J. Arberry - Bhs. Inggris

1966|  Jerman Der Koran - Rudi Paret - Bhs. Jerman

1967|  Al-Qur'an&Terjemahnya - Pemerintah Indonesia (Hasbi Ashshiddieqy, Bustami A. Gani, Muchtar Yahya, Mukti Ali, KH. A. Musaddad, KH. Ali Maksum, dll, yang bekerja selama 8 tahun)


Sumber: Keseimbangan Matematika dalam Al-Quran - Hal. 11 Tabel 1