Sabtu, 11 September 2010

Membaca Al-Qur'an

Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah pegunungan/area sebelah timur Kentucky bersama cucu laki-lakinya.
 
Setiap pagi sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-Qur'an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan mencoba menirunya seperti yang disaksikan setiap hari.
 
Suatu hari ia bertanya pada kakeknya, "Kakek, aku coba membaca Al-Qur'an sepertimu, tapi aku tak bisa memahaminya. Dan walaupun ada sedikit yang aku pahami, segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-Qur'an jika tak memahami artinya?"
 
Sang kakek dengan tenang meletakkan batu-batu di perapian, menjawab pertanyaan sang cucu, "Cobalah ambil keranjang batu ini dan bawa ke sungai, lalu bawakan aku kembali dengan sekeranjang air".

 
Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tapi semua air yang dibawa habis sebelum sampai di rumah.
 
Kakeknya tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus berusaha lebih cepat".
 
Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat. Tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.
 
Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya tidak mungkin membawa sekeranjang agr dan dia pergi untuk mencari sebuah ember sebagai pengganti keranjangnya.
 
"Aku tak ingin seember air. Kamu harus coba lebih keras lagi", kata sang kakek. Lalu ia pergi keluar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi.
 
Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin. Tapi ia ingin menunjukkan meskipun berlari secepat mungkin, air akan tetap habis.
 
Anak itu kembali mengambil dan mencelupkan keranjangnya ke sungai, kemudian berusaha berlari secepat mungkin. Tapi ketika sampai di depan kakeknya, air sudah habis dan keranjang itu kosong lagi.
 
Dengan terengah-engah ia berkata, "Kakek, ini tak ada gunanya. Sia-sia saja. Air di keranjang ini pasti akan habis di jalan sebelum sampai kesini".
 
Sang kakek menjawab, "Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya? Coba lihat baik-baik apa yang terjadi dengan keranjang itu".
 
Anak itu memperhatikan keranjangnya dan ia baru menyadari nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam.
 
"Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Al-Qur'an? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun memahami sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itu pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupanmu".


Subhanallah.. Dengan membacanya saja, Al-Qur'an penuh dengan barakah dan pahala, apalagi kita memahami makna sejatinya. Semoga hati kita dibukakan untuk disentuh oleh makna hakiki Al-Qur'an. Amin.


Sumber: inhandlearning.com