Jumat, 11 Februari 2011

Saat Meminta

Tanpa kurasa kini sudah melewati semester enam sambil menyandang gelar mahasiswa. Selama itu juga tanpa bosannya kuterima banyak pesan saat hendak kutinggalkan kampung ini. Pesan dari kalian.
Namun pesona kedewasaan masih menawan di depan sana, ada jarak yang belum kusentuh. Aku masih dengan sejuta kebodohanku. Bahkan untuk sekedar meminta, harus belajar dulu.

"... Ibu pernah meminta, tapi tetap tak dimengerti..." Begitu kata Ibu sore tadi. Bapak pun sama.

Nenek.. Kakek..

Tak banyak cucumu ini meminta. Hanyak tak ingin melihat nafas lelah untuk kesekian kalinya. Nafas yang tertekan kayubakar diatas pundak senja itu, menempel di sepanjang jalan setapak.


Nenek.. Kakek..

Ini bukanlah nasihat atau aturan, melainkan uraian rasa yang kian membesar. Adalah rasa khawatir seorang cucu dari anak yang pernah kalian besarkan dulu.



Aku takut dengan hal yang kemarin, kalian tak bisa hadir di saat detik-detik kebahagiaanku. Saat yang kita tunggu dan harapkan. Hari wisudaku nanti.


Maafkan.. Tak pernah cucumu ini berpikir hendak mengatur. Serta catatan ini.



Semoga hangat mentari pagi mengingatkanku. Agar tak hanya sebatas tulisan.


Mohon do'anya.