Rabu, 14 Juli 2010

Senja yang Indah

Dalam sebuah elf, masih di perjalanan menuju pulang ke Subang dua minggu lalu. Aku duduk di kursi paling belakang sambil mendengarkan musik di W302-ku. Dengan menyenderkan kepala pada kaca jendela, bermaksud menikmati biasan cahaya jingga saat itu.

Tiba di ujung Lembang, di balik kaca berdebu kulihat beberapa pria dewasa tengah bermain bola di sebuah lapangan merah berumput miskin. Jumlahnya tak banyak seperti pertandingan kebanyakan lainnya. Mungkin hanya sekitar delapan orang (Aku tak sempat menghitungnya).

Yang membuatku tertarik bukan pertandingan yang kulihat selintas itu. Mataku tertuju fokus pada 
seorang ibu muda mengais bayinya di pinggir lapangan. Dia seperti berbisik pada si bayi tertulis dalam laku jelas menunjuk salah satu sang pemain. Aku langsung berpikir mungkin itu suaminya.

Tak begitu tahu apa yang tersirat dalam paras bahagianya.. Mungkin ia tengah membisikkan suatu kalimat pada si bayi, "Lihatlah, Nak. Ayahmu tampak begitu gagah dengan seragam bolanya". Atau mungkin yang keluar adalah bisikan "Nak, esok nanti saat kau tak lagi di pangkuan, Ibu ingin melihatmu menjadi tokoh seperti yang Ibu lihat sekarang".





Entahlah.. Apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Tapi satu yang meleburkan keraguan menaburkan kepastian, kuyakin mereka turut berbaur dalam keindahan senja di luar sana.
Subhanallah..



Bandung, 17 April 2010 | 07:32