Lampu kamarku kian meredup
Diam-diam merayu cahaya mengendap masuk
Sementara angin dingin mulai mengintip
Dari celah tirai jendela yang ia buka
Tak dapat kutahan seribu senyum
Melihat tanda tanya di wajahnya begitu ranum
Mereka berdua
Samasama tak kuasa mencerna
Tentang rindu atas sepasang purnama
Yang bertahta diantara katup matamu, wahai wanita