Senin, 01 November 2010

Dua Satu untuk Ku

Malam ini tepat tengahnya

Atau mungkin telah memagi

Ku terhentak untuk fasih radio butut disamping telingaku bertutur

Pelan pelan seperti suara pencegah tidur



Diam diam aku bagai pengagum

Kuperhatikan itu

Manis senyum artis Hollywood di almanak jadi wajah mengerikan

Yang sambil berkata, "waktu kita disini telah habis"

Aku tersenyum tanpa tawa

Aku layak disebut jatuh cinta


 
Juga lingkaran spidol warna merah pada angka dibawahnya

Hanya selisih satu

Saat kucocokan dengan tanggal surat dari sekolah yang kuterima tadi siang

Surat peringatan: kartu SPP-ku masih bersih tak bertarap

Lalu tulisan tak jelas disamping semakin menjelas

Hari terakhir ngekost



Kunikmati semua

Hingga isi cangkir kopi ketigaku tinggal setengah

Bercampur dengan katakata dalam kepala

Untuk sekeranjang senyum di rumah



Bapak..

Ibu..

Dengan kabar hebat, maaf aku membalas kalian

Seperti waktu bulan lalu kudengar panen musim ini gagal total



Satu Satu



Ah tidak. Aku yang menang

Bisa mengernyitkan dahi dua orang

Sekaligus



Dua Satu



Sudahlah

Mengalah saja untuk seorang putra tampanmu ini

Dan buat aku selalu jadi pemenang

Sekurangnya sebagai kado ulang tahunku tahun ini

Harinya yang tepat tiga minggu lagi



Ingat

Dua Satu








Bandung 2010