Begitu cekatan auramu
Meramu ejaan malam di perempatan kota pualam
Meramu ejaan malam di perempatan kota pualam
Ingin sekali ku mendekat
Bertukar gelombang tanya dan jawab, sambil katakan
Hai ini aku
Namamu masihkah seperti empat tahun lalu?
Seperti di awal ruang dengar dengan tangan gemetar
Dulu
Ketika menyapa buku buku jemari penghuni baru
Bertukar gelombang tanya dan jawab, sambil katakan
Hai ini aku
Namamu masihkah seperti empat tahun lalu?
Seperti di awal ruang dengar dengan tangan gemetar
Dulu
Ketika menyapa buku buku jemari penghuni baru
Maaf mengganggu
Dengan dasi dan jas hitam, kutakut kau tak mengenalku. Ditambah kemeja biru berkerah
Tanpa sepatu bolong dan lusuhnya seragam sekolah
Tanpa tas gendong yang talinya putus sebelah
Tak usah malu
Karena aku bukan penikmat tubuh
Dengan murah dibelanjakan di kamar kamar hotel hingga subuh
Aku masih sosok yang pernah tak kamu mau
Pernah memungut sobekan surat untukmu
Terdampar diatas lantai dari tangan lembut itu
Sembari memeluk harap nanti nanti hadirmu menanti di ranjang tidur
Menungguku yang suamimu
Bandung 2010